
Sebagai seorang pemimpin, tentunya ada 2 soft skills yang setidaknya harus diakuasai. Soft skills pertama adalah critical thinking dan soft skills kedua adalah problem solving. Sebagai upaya dalam meningkatkan kedua soft skills ini, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (DEMA FEB) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan sebuah program kerja yang diinisiasi oleh Kementerian Kemahasiswaan, yaitu LETS-TRA (LET’S TRAINING)-sebuah pelatihan soft skills kepemimpinan yang bertajuk “The Existence of Soft Skills Within a Magnificent Leader”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 April 2021 dan dimulai pukul 13.00 WIB via Zoom Meeting dengan jumlah pendaftar sebanyak 180 orang (termasuk umum) dan dihadiri oleh 96 partisipan. Dalam pelaksanannya, kegiatan ini berbentuk webinar dimana pembicara menyampaikan materi dalam bentuk Power Point dan terdapat sesi tanya jawab pada akhir penyampaian materi.

Pada acara kali ini, Kementrian Kemahasiswaan mengundang 2 orang pembicara yaitu Iqbal Zaenal Mutaqin yang merupakan Founder & CEO of Indonesia Millenial Connect dan Abdurrahman Al-Fatih Ifdal S.H yang merupakan National President of Indonesian Youth Opportunities in International Networking. Iqbal Zaenal Mutaqin merupakan pembicara dalam materi Problem Solving sedangkan Abdurrahman Al-Fatih Ifdal, S.H merupakan pembicara dalam materi Critical Thinking.

Dalam LETSTRA kali ini Iqbal Zaenal Mutaqin menyampaikan Problem solving adalah kemampuan untuk menyelasaikan segala masalah dan mengambil keputusan dari masalah yang sulit. Iqbal juga berkata bahwa sebagai anak muda kita jangan terlalu banyak mengeluh, kita sebagai anak muda harus menghadapi masalah yang ada dalam diri kita. Iqbal memberikan 4 tips untuk meningkatkan kemampuan problem solving yaitu : mengubah pola pikir, mengidentifikasi masalah, membuat mind maping, dan mencari-cari ide kreatif. Iqbal juga menekankan bahwa pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang dapat memecahkan masalah, yang dapat melangkah mundur untuk melihat masalah yang terjadi. Pemimpin adalah orang selalu membuka pikiran terhadap peluang-peluang yang ada di depannya. Pemimpin adalah orang yang bisa melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang lain, dari hal yang mungkin terlihat negatif menjadi sebuah hal positif yang dapat diambil hikmahnya. Sedangkan Abdurrahman Al-Fatih Ifdal, S.H berkata bahwa Critical thinking dapat didapat dengan mencari tau sendiri, dengan berdiskusi dengan orang lain, belajar dari pendapat orang lain yang berbeda dengan kita. Critical thinking mempunyai beberapa manfaat melihat masalah yang terlihat kecil, ternyata tidak segampang yang kita kira. Jadi kita bisa berpikir untuk mengantisipasi hal yang akan terjadi di depan. Critical thinking juga mempunyai disaat informasi super terbatas, kita diharuskan untuk berpikir secara cepat dan tepat. Critical thinking memacu kita untuk berpikir sesuai konteks yang terjadi menekankan bahwa ketika decision making jangan hanya didasarkan pada perasaan, namun secara objektif. Abdurrahman juga menjelaskan bahwa ketika kita bertemu orang baru, harus selalu ada ilmu baru yang di dapat dari orang tersebut. Di akhir acara, sebagai feedback para peserta diwajibkan untuk mengisi studi kasus untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan pelatihan soft-skills sangat dibutuhkan kepada mahasiswa terutama para generasi Z yang harus adaptif terhadap revolusi industri 4.0.