Prodi Ekonomi Syariah: Mendefinisikan Ulang Pekerjaan: Integrasi Teknologi dan Kewirausahaan Islam
Prodi Ekonomi Syariah: Mendefinisikan Ulang Pekerjaan: Integrasi Teknologi dan Kewirausahaan Islam

Ciputat, 24 Juni 2024 – Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menggelar kegiatan Praktisi Mengajar yang membahas teknologi dan kewirausahaan Islam dengan tema “Redefining Careers: The Intersection of Technology and Islamic Entrepreneurship.” Acara ini diadakan pada Senin, 24 Juni 2024, dengan narasumber Bapak Aria Widyanto, President Director & CRSO di Amartha Fintech. Kegiatan ini dipandu oleh salah satu mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Abiyyu Achmad.

Kegiatan Praktisi Mengajar ini ditujukan untuk mahasiswa Semester 4 Program Studi Ekonomi Syariah yang mengambil mata kuliah Ekonomi Pembangunan Syariah, namun terbuka juga bagi mahasiswa lain yang ingin bergabung.

Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Bapak Ali Rama, Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan praktisi mengajar merupakan program unggulan di Prodi Ekonomi Syariah, dengan menghadirkan pembicara dari industri. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat belajar langsung dari praktisi berpengalaman.

Pada awal sesi materi, Pak Aria Widyanto menyampaikan bahwa pertumbuhan teknologi menyebabkan ledakan informasi, yang menuntut adaptasi berkelanjutan. Beliau menggarisbawahi beberapa perubahan utama seperti Future Jobs, Shifting Paradigm, dan Sustainability.

Pak Aria menjelaskan bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun terakhir, banyak tren pekerjaan telah berubah. “Banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh tenaga manusia kini telah digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan. Diperkirakan 44 persen keterampilan kerja akan berubah dalam lima tahun ke depan,” ungkapnya.

Beliau juga menyoroti perubahan paradigma seiring dengan berkembangnya teknologi. “Paradigma berubah. Misalnya, saat ini manusia lebih fokus pada penyelesaian masalah. Bisnis harus dapat menjawab permasalahan yang ada. Kita harus menggunakan teknologi sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan, berkolaborasi, tidak lagi menganggap orang lain sebagai musuh, dan berpikir tentang keberlanjutan, yaitu mempertimbangkan dampak jangka panjang dan ketahanannya,” jelas Pak Aria.

Beliau menutup sesi dengan mengajukan beberapa pertanyaan penting mengenai masa depan pekerjaan bagi para pengusaha Muslim. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain: Bagaimana pengusaha Muslim dapat berkontribusi pada kesehatan dan kebersihan? Bagaimana pengusaha Muslim dapat berkontribusi dalam mengatasi pencemaran sungai dan pengelolaan limbah? Bagaimana pengusaha Muslim dapat membantu mengurangi deforestasi? Dan bagaimana pengusaha Muslim dapat berkontribusi dalam bidang pendidikan dan keadilan sosial?

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami lebih dalam tentang peran teknologi dalam kewirausahaan Islam dan bagaimana mereka dapat beradaptasi serta berkontribusi positif di masa depan.

Praktisi 2

praktisi 1

 

Praktisi 4