Tim Ratoh Jaroe Fakultas Ekonomi dan Bisnis (SEISDANCE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil menjadi Juara 3 pada Ratoh Jaroe Festival 8
Tim Ratoh Jaroe Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada tanggal 14 September 2019 berhasil mendapatkan predikat Juara 3 tingkat Universitas pada lomba Ratoh Jaroe Festival 8 yang diselenggarakan oleh LSO SKETSA Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ratoh berasal dari Bahasa Arab yang artinya melakukan pujian kepada Allah melalui doa yang dinyanyikan. Sedangkan Jaroe berarti tangan, sehingga Ratoh Jaroe memiliki arti memuji Allah sambil bernyanyi, dengan memainkan tangan.
Tari Ratoh Jaroe diciptakan dari gerakan tari tradisional lain yang sudah ada sebelumnya di Aceh. Kabarnya, tarian ini ditujukan kepada masyarakat Aceh yang saat itu sedang mengalami musibah. Dengan harapan, tarian ini dapat mengembalikan semangat masyarakat. Tarian ini lebih menonjolkan gerakan-gerakan tangan, dibandingkan dengan gerakan badan. Tarian ini terdiri dari gerakan dalam posisi duduk, berlutut, membungkukkan badan, menepuk dada, menggelengkan kepala, menggerakkan tangan ke kanan dan kiri, serta gerakan lainnya. Setiap anggota penari akan menarikan gerakan yang sama, sehingga membutuhkanwaktu agar dapat terlihat kompak. Jika sudah terdengar suara musik beserta syair-syair dengan menggunakan Bahasa Aceh, maka itu pertanda bahwa tarian Ratoh Jaroe telah dimulai! Dalam Bahasa Aceh, iringan musik itu disebut dengan rapa’i. Sedangkan para pelantun syair-syair dinamakan dengan Syahi. Posisi mereka saat tarian dimulai, akan berada diluar barisan para penari. Biasanya, syair tersebut akan dinyanyikan juga oleh seluruh penari. Lomba ini diselenggarakan sebagai bagian dari acara tahunan LSO SKETSA FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tim Seisdance berjumlahkan 20 orang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis semester 3 dan 5. Mereka menuturkan bahwa ini adalah salah satu bukti bahwa generasi milenial di Indonesia masih cinta serta melestarikan budaya Indonesia yaitu tarian tradisional Ratoh Jaroe yang berasal dari Aceh. Mereka juga mengatakan bahwa belajar tarian ini sangat penting untuk menjaga kelestarian budaya negara kita yang tercinta ini agar tidak punah oleh perkembangan zaman.
Harapannya ke depan mereka dapat meningkatkan prestasi mereka ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat mengenalkan salah satu budaya Indonesia ini ke mancanegara sehingga budaya Indonesia bisa dikenal dan dinikmati serta dihargai oleh seluruh dunia.
